teori ban berjalan


lovely -bird- couple (sumber: inet)
seorang profesor muda cantik enerjik serta punya sepasang telinga yang menarik ( jarang memang, tapi telinga profesor ini memang sungguh menarik percayalah. ndak percaya? ya ndak apa juga. soalnya part ini ndak penting juga sih ) mengemukakan hasil penelitian tak bertanggung jawab. berlandaskan teori sekenanya.

profesor muda cantik enerjik serta punya sepasang telinga yang menarik itu bilang kalau perjodohan yang hak preogatip tuhan itu ibarat ban berjalan. kenapa begitu? tanya salah seorang muridnya yang bermata jeli. apalagi kalau ngitung duit. jeli sekali.

“karena seolah kita berjalan menuju satu titik dalam posisi berseberangan. dimana pada akhirnya kita akan bertemu. insyaallah pasti bertemu”

“ban berjalan buat barang gitu ya, prof?”

“ban berjalan yang koyok di k*rfur itu loh, muridku..”

si murid cantik bermata jeli itu berpikir. lalu bertanya. “tapi kan itu yang di k*rfur dua arah, prof…ndak ketemu, dong?”

meski maksudnya bukan dua jalur melainkan bertemu disatu titik di tengah, profesor muda cantik enerjik serta punya sepasang telinga yang menarik tadi cuma bisa diem. sepicles.

sungguh (tidak) cerdas si profesor muda cantik enerjik serta punya sepasang telinga yang menarik ini. njelasin aja ndak bisa. patut dipertanyakan title esde enam tahunnya itu.

sekian.



G.
rebu, 29 februari 2012
-bersiap pulang di rabu yang tenang :D-

Ketemu Teman Penikmat Classic Rock


Saya suka “Breaking a Law”-nya Judas Priest karena energi berekspresinya yang kuat. Suka hits-hits AC/DC dengan lengkingan suara gitar dan vocalnya, yang sering saya pakai untuk menutupi hobi berteriak-teriak. Kalau “Octavarium”-nya Dream Theatre sangat enak dinikmati sambil setengah merem. Hmmm...

Sayangnya, lagu-lagu ini sudah lama tidak saya dengarkan di tempat umum, karena gak enak sama teman saya yang lain, takut malah mengganggu pendengaran mereka. Karena beberapa kali teman –teman pria saya memperlihatkan ketidaktertarikannya dengan musik-musik jenis ini, apalagi yang perempuan…batin saya.

Tapi kemarin, semua itu terpatahkan. Rekan kerja saya yang bahkan sudah emak-emak… *hihihi…* memutar lagu “Unforgiven”-nya Metallica. Hiiyyyaaa….. itu sangat so sweetttt beibeh!!

Malam sebelumnya saya juga naik angkot yang memutar “Spirit Carries On”-nya Dream Theatre. Memang kalau slow rock macam ini masih banyak yang muter, tapi sungguh kejutan ketika itu dilakukan sama supir angkot yang biasanya lebih memilih dangdut remix. Jadilah perjalanan sepanjang “kawasan malam” Tanah Abang saat itu menenangkan kepala saya.

Saya memang tidak terlalu mengerti dunia musik-memusik, bukan pula yang selalu mengikuti perkembangan musik. Hanya yang saya rasakan, karya-karya mereka ini cocok di telinga saya. Kadang liriknya pun tidak saya kenal, namun kumpulan nada-nadanya terasa pas, menjadi soundtrack untuk suasana hati saya. Halah.

Classic Rock, dari yang progressif sampe yang trash metal masih sangat nikmat rasanya......nikmat. Uhuy! 

Semangat siang teman-teman…. Mari berdendang (dalam hati saja) untuk memperkuat energi kerja kita hari ini. Yuhuuu….

'roem

cintanya palsu

apasih pengertian cinta,,, urgensi dan expresi yang susah di jelaskan, tetapi biasanya kebanyakan orang sependapat bahwa cinta berkaitan dengan yang namanya pengorbanan, rela berkorban demi apa yang diinginkannya,, cinta mampu menutup mata hingga buta.

beberapa bulan yang lalu teman saya sangat mengidamkan sebuah kendaraan dengan merek sebut saja "Joker" begitu histerisnya jika kita jalan kemudian melihat mobil joker lewat,, huuuuiii,,, cuit cuiiit,, langsun pasang kamera cprat cpret,, (pakebb), sembali bergumam "saya akan beli mobil itu".

entah kenapa pagi ini di beritakan kejadian terbakarnya mobil joker di negara paman sam sana, yang berakibat penarikan produk di seluruh negara itu... dan spontan dia bilang yaaa,,, ga jadi beli deeh. wah cintamu palsu

-gone-
sembari cengar cengir colek roem

senyum

smilin' mou (sumber: inet)
kata seorang senyum itu adalah bentuk lengkung yang ajaib.

kenapa ajaib? ya mungkin karena dengan satu lengkung itu sebuah cerita bisa berubah akhir, dari biasa saja menjadi akhir yang membahagiakan misalnya.

kenapa saya tertarik untuk mengurutkan huruf demi huruf disini demi sebuah pembahasan panjang lebar tentang senyum?

ceritanya begini. pagi tadi saya melewati seorang ibu muda yang termangu di depan pintu rumahnya. mukanya datar, memandangi lalu lalang kendaraan yang melintas tergesa. khas aktivitas pagi hari.
mendadak mukanya berubah ramah.

dari sudut mata saya melihat ada sepasang pengendara motor melambaikan tangan pada si ibu tadi. yang disambut dengan anggukan hangat dari si ibu tadi.

pandangan saya kembali ke ibu di depan pintu tadi, kini mukanya berubah. amat berubah. padahal ia hanya mengubah satu hal, garis datar di sela bibirnya menjadi lengkung yang kita bahas di atas tadi : senyuman.


G.
selasa, 28 februari 2012
-disela sakit kepala dan detlen menyelesaikan hutang-hutang tulisan :P-

saya ditinggalkan negara lain

entah mengapa beberapa minggu ini negara api tidak menyerang,,,, atau mungkin kepala negaranya sedang sakit sehingga seluruh warganya sedang manjalankan ritual kesukuan yang konon menggunakan jampe rempah dari 7 gunung 7 sumur 7 laut 7 samudra 7 jalan tol 7 lampu merah 7 halte..

walaupun sudah dilakukan pendekatan melalui juru kuncinya dan dilakukan jg 7x konsinyeering tetapi rupanya wabah di negara api tak kunjung sirna.

-gone-

Belajar Dari Tanah

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah”. (QS. 38:71)

Dalam pelajaran bahasa indonesia dikenal ada yang namanya kata benda, kata kerja dan kata sifat, berkaitan dengan Tanah saya mencoba mengambil beberapa sifat tanah yang mudah mudahan bisa mengingatkan kita bahwa manusia memang di ciptakan dari unsur tanah.

Selayaknya tanah pada umumnya mencerminkan sifat kejujuran,, coba perhatikan tanah,, kita tanam padi tumbuh padi,,, di tanami cabe pasti tumbuh cabe,, mustahil kita tanam jagung akan tumbuh jadi tomat, disini ada keselarasan antara apa yang di tanam dan apa yang dihasilkan,, begitu juga manusia selayaknya apa yang ada di hati sejajar dengan apa yang di ucapkan.

Tanah pada umumnya mencerminkan sifat kehidupan, coba perhatikan tanah, tanah tempatnya bermacam kehidupan bergantung,, sumber makanan dan air ada di tanah.. selayaknya manusia bisa menjadikan dirinya kehidupan diantara keluarga dan orang di sekilingnya.. kehidupan yang penuh kasih, berbagi dan peduli.
Tanah juga mencerminkan sifat kedewasaan, coba perhatikan tanah,, kita injak injak,, kita ludahi,,, bahkan buat tempat buang hajatnya beberapa hewan,, bukanya tanah itu rusak malah makin subur, makin bermanfaat bagi tanaman. mari bertanya pada diri sendiri, apakah kita masih suka marah, apa bila ada yang mencaci kita,, anggap saja cacian orang adalah sarana mencuci hati kita agar tetap bersih,,
dan selayaknya manusia adalah Rahmatalli'alamin.

[gone]

Loyalitas Sebagai Pegawai/Karyawan

Berapa lama kita bekerja? 2 tahun,,, 5 tahun? atau lebih. Bekerja di suatu instansi / perusahaan dalam kurun waktu yang cukup lama sering kali disebut sebagai Loyalitas,, loyalitas bisa dari karyawan ke perusahaan ataupun sebaliknya. seadainya kita bekerja sudah 10 tahun,,,dan selama itu juga kita meng apply lowongan lowongan kerja,,, apakah ini jg disebut loyalitas?
Mungkin istilah yang cocok adalah Comfort Zone,,, dimana hubungan timbal balik yang pas antara perusahaan dan karyawannya,,, ukurannya bukan lagi loyalitasnya,, tetapi prestasi apa yang dibuat oleh karyawan dan reward apa yang diberikan perusahaan kepada karyawannya.
Hubungan antara karyawan dan perusahaan adalah hubungan normatif  tidak ada kaitannya dengan yang namanya loyalitas.

-gone-
mudahmudahansudah200karakter-- 

cuma dua ratus karakter sahaja

Cuma dua ratus karakter sahaja. Tapi hari ini bingung mau nulis apa. Padahal seharian banyak peristiwa berharga yang dialami tapi ga tau kenapa ketika mau dituliskan malah mandek. Nulis satu paragraf..macet..ganti topik..baru beberapa kalimat..macet..ganti lagi.. Setidaknya udah ada lima bahan tulisan yang semuanya ga selesai..

Aaaaaaaarrrggh.. :(



End
#memaksa diri menulis dengan suasana hati yang [entah kenapa] tidak galau.
170220122212

Kakek Penjual Rambut Nenek-Nenek


Lihat, betapa ceria wajah kakek yang satu ini. Menghibur kami semua, yang berderet-deret mengantri makanan langka bernama “rambut nenek-nenek”. Kenapa begitu riuh disitu? Si Kakek ini seperti lagi ketemu cucu-cucunya. Kami semua disuruh nyicipin gratis. Dikasihnya pun gak tanggung-tanggung, buanyakkk banget, sampai kami tolak-tolak karena gak tega.

Si Kakek seakan gak peduli, berapa rupiah yang dibayar kepadanya. Beliau terus sibuk menambah dan menambah lagi si rambut nenek-nenek tadi ke dalam plastik-plastik pembelinya. Mbak-mbak kantoran yang cuma nganterin temennya belipun, dipaksa nerima.
Saat tiba giliran kami, salah seorang teman saya order sekian ribu rupiah. Wew... lagi, lagi, lagi dan lagi, si kakek ga berenti-berenti masukin rambut nenek-nenek itu ke kantong plastik kami. Ini kakek, gulanya aja terasa gula asli, apa gak rugi yak. Sudah dua toples sudah ludes, tapi di kantongnya baru terlihat ribu-ribuan aja.
Biar si Kakek ga rugi-rugi amat, kami berusaha ngasih tambahan uang yang mendekati pantas lah ke si kakek ini. Temen saya meletakkan uang itu begitu aja di atas toples, dan rencananya langsung kabur. eh ternyata kalah cekatan sama gerakannya si  kakek. Bahkan tangan teman saya sempat ditarik karena si kakek bener-bener menolak.

“Saya ini ikhlas…betul saya ikhlas…”

Begitu beliau bilang. Teman saya sampai nangis dibuatnya --tapi sambil ngunyah si rambut putih tulang itu sih--
Subhanallah. Semoga menjadi berkah…. Dagangan laris, rejeki lancar, hidup bahagia, dan panjang umur ya Kek, biar makin banyak yang mengecap manisnya rambut nenek-nenek dagangan kakek. Amiin…

'roem

terdampar


sumber: inet

yak.

saya masih terdampar disini. di ruangan kantor yang tiap kubikalnya masih lengkap berisi pekerja. sungguh dedikasi yang mengagumkan. patut dihargai dengan hadiah yang pengadaannya ditanggung sendiri.

saya sedang menanti balasan surel dari atasan. sembari menanti materi desain selesai dibuat untuk dikirimkan sebagai surel kedua.

yang menambah tegang adalah kenyataan bahwa saya sedang ditungguin oleh teman searah pualng yang saya tebengi sampai rumah.

saya perjelas lagi : saya nebeng sama dia sampe rumah. begitulah. hehe.


doakan segera selesai agar segera pulang yaaakkk… #dadahdadahdarijakartapusat


G.
jumat, 17 februari 2012 – ketika ingin pulaaaaaangg :p

When The Job is Done, Walk Away!


Ini salah satu kalimat paling saya sukai dari serial NCIS (Naval Criminal Investigative Service) yang ditayangkan Fox Channel. Kalimat ini tak lain tak bukan adalah aturan ke-11 dari buanyak item yang dibuat Komandan Lapangan NCIS, Leroy Jethro Gibbs. Ia yang berwatak keras tapi penuh kasih sayang, memberikan hak pada anak buahnya untuk segera menikmati waktu pribadi, setelah misi selesai. Karena ia tahu, esok pasti ada tugas lain lagi, yang artinya: si anak buah masih dibutuhkan dalam kondisi bugar luar dalam.

Bila dikaitkan dengan isu hot di kantor saya, saya kira satu kalimat ini ampuh untuk mencegah kita dari berbagai penyakit, terutama tipes dan hepatitis. Maka dari itu, Syeikh --rekan kerja saya-- selaku alumnus hepatitis, langsung ‘chao’ begitu ‘bel imajiner’ pulang kantor berbunyi. Barangkali dia tidak menerima pesan Gibbs ini, tapi ide itu sudah terpatri di sanubari.

Si Syeikh yang konon masih keturunan Benyamin Sueb –karena tinggal di Kemayoran, deket Jalan Benyamin Sueb—ini dengan cerdas mengamalkannya dalam menjalankan tugas sehari-hari. Hingga saya pernah kecele, sudah mbuatin teh hangat habis Solat Magrib, untuk “menyogoknya” supaya mau kerja lebih lama, eee.. ternyata beliaunya sudah pulpul.

Sebenarnya terlalu “pintar” sih, untuk menyamakan antara “job” dengan “jam kerja”. Pintar memelintir maksudnya. Wkwkwk…. Tapi sudahlah, bagaimanapun itu memang terjemahan paling diinginkan dari sekian makna yang mesti ditangkap. Eh tapi kalau masih belum bisa menerima pendapat saya ini, saya punya teori satu lagi (baca: ngeles).

Saya termasuk golongan yang percaya, bahwa pekerjaan itu tidak akan pernah selesai sampai kapanpun. Jadi bukan pekerjaannya, tapi masa kerja kitalah yang bisa kita pakai sebagai batasan dalam beraktivitas. Begitulah, nasehat Gibbs ini dapat kita jadikan panutan sebagai semangat “patuh terhadap jam kerja”.

Apalagi dari segi tuntutan kerja, sangat "apple to apple" membandingkan pekerjaan di kantor saya dengan di NCIS.  Saya bisa pastikan, beban kerja karyawan-karyawan di kantor saya sama berat dengan para detektif di NCIS *sampeyan harus percaya! * Karena itu, amatlah pantas dicontoh bagaimana strategi kerja Si Syeikh tadi. Berpacu dengan segala tuntutan dan tekanan di saat jam kerja, memanfaatkan masa 8/17 dengan seefektif mungkin. Dengan begitu, hidup akan terasa damai setelah jam-jam ‘gila’ itu berakhir.

Gibbs yang punya seabrek tugas, tanggung jawab, ples karakter gila kerja saja, bisa membagi waktu. Hingga dia bisa membuat kapal kayu di rumah dan membaca --entah buku apa-- yang menjadi kesukaannya. 

Hidup tetap bisa berjalan di luar waktu kerja. Masih bisa ngajarin anak-anak belajar, nonton tivi kesukaan, main di rumah tetangga, ngerawat taneman dan masih banyak lagi. Bukan kemudian, untuk solat isya’ saja, mesti bangun malam-malam, bahkan hampir pagi, karena langsung ambruk tak berdaya sepulang dari kantor.

Bagaimanapun saudara-saudara, ketahuilah: bahwa kasur di rumah itu lebih nikmat digunakan mulai jam-jam 8 atau 9 malam ketimbang jam 12 malam ke atas. Keuntungan lainnya, kita bisa rutin absen di sepertiga malam bila disiplin mengamalkannya. Akan kita dapati suasana sepertiga malam yang 'syahdu', mengutip tagline rekan kerja saya yang lain.

Demikianlah modifikasi nasehat utama dari para pendahulu kerja kita.

So guys,  when the bell is “teng”, go!!!

Salam Super,
‘roem.

*nasehat-penghiburan-diri*

Nikmat Mana Lagi Yang Dapat Kau Dustakan

tepat jam 12.02 wbj (waktu bagian jogja), di kesendiran malam manakala kelopak mata hendak menurunkan layarnya, tak henti hentinya hati ini mengucapkan syukur yang sungguh tak ternilai..  tak tau mengapa semakin menyebutMu semakin terang mata ini..

dari beberapa perjalanan kehidupan sungguh akal pikiran dan kosa kata yang ada tidaklah mampu menerangkan bagaimana Allah menampakan kuasa kehendakNya,,

harapan dan do'a yang belum terucap sudah terdengarkan,,,
aku mendekatimu dengan cara berjalan, maka Engkau mendekatiku dengan cara berlari..

Ya Allah yang Maha Kasih tak pilih kasih,,,,
setiap nafas setiap detak jantung memujiMu ya Allah,,
yang terjaga selalu, sujudku sembahku di hadapanMu

hitam ini putih karenaMu,,,gelap ini terang karenaMu,, hambar ini rasa karenaMu,, dosa ini ampun karenaMu,,
hina ini mulia karenaMu,, tuli ini mendengar karenaMu,,, bisu ini bicara karenaMu... buta ini melihat karenaMu..

Ya Allah bukalah mata hatiku, jiwaku, bathinku,, dan selimuti cahaya terangMu..

nikmat mana lagi yang dapat kau dustakan
[gone]



Edisi Renungan: Saya Seorang Kaya


(Coklat,  Kolam Renang dan Ramalan Dukun)

Suatu pagi di Hari Ahad, saya duduk di pinggir kolam renang rumah sambil menikmati coklat sekardus besar bersama suami dan anak-anak. Kaos bergaris putih merah dan kacamata minus, saya kenakan saat itu. Anak-anak saya --dua orang perempuan, Vena dan Icha-- sama lahapnya dengan saya, bersaut-sautan menyantap. Sementara ayahnya anak-anak, duduk diantara kami, mendongeng. Saya sesekali menimpali untuk membumbui cerita. Kadang Icha yang cerewet memotong kalimat ayahnya untuk mengulang-ulang ceritanya. Ia terus berkomentar sambil menyeka helai-helai rambut lurus tipis yang loncat ke wajah cantiknya. 

Hehe…geli lihat tingkahnya ini.

Itulah cerita yang ada di benak saya saat itu. Saat SD. Wew…mengerikan sekali, ternyata saya sudah pernah membayangkan bagian adegan sebuah keluarga sejak umur segitu. Tapi tunggu dulu, bukan soal berkeluarganya, tapi dua hal remeh temeh yang menjadi inspirasi saya di situ: kolam renang dan coklat.  
Saya membayangkan bagaimana kehidupan seorang yang kaya. Rumah besar dengan kolam renang luas, dan punya stok coklat mahal yang banyak. 

Kondisi saya saat itu berbeda.

Bertahun lamanya masa berlalu, kemudian sebuah perbincangan singkat membuat saya terkenang kembali. Ibu saya menyampaikan hal ini: saya akan menjadi “pusaka keluarga”, anak dengan rejeki paling banyak di keluarga ini. Saya tertawa, karena ibu saya masih juga mendengar ramalan dukun iseng itu.

Cinta

Sudah berganti masa lagi, saya semakin menua. Tiba-tiba terngiang apa yang disampaikan ibu saya. Tak butuh waktu lama, saya merevisi “keyakinan” saya kala itu. Bukan berniat syirik, hanya baru tersadar, bahwa saya kaya itu memang benar. Bahkan sudah sejak lahir. 

Betapa tidak? Saya dilahirkan dari orang tua yang punya cinta melimpah, kemudian dibesarkan di tengah keluarga dan lingkungan yang tak pernah menagih imbalan atas apa yang pernah mereka beri. Saya ingat-ingat, tidak menemukan sekalipun saat-saat sulit menjalani hidup. Semua kebutuhan yang diperlukan selalu datang tepat waktu tanpa memberi kesempatan pada yang namanya: kekurangan.

“Apa yang bisa aku bantu?” tanya seorang teman seruangan saya, saat melihat saya sudah mulai tidak fokus mengerjakan tugas kantor. Detail-detail seperti ini yang terus menambah pundi-pundi harta kekayaan saya.

Subhanallah…

'roem

VD in The Deen Show

Sumber: muslimchannel.com
Pernah mendengar tentang The Deen Show atau mungkin menyimak acara-acaranya? Bagi yang belum pernah mendengar, let me introduce it. Ini adalah salah satu acara TV di Amrik yang mengupas tentang Islam dan muslim. Acara yang dipandu oleh Eddie ini saya temukan saat browsingbrowsing pada tahun 2007 silam, selanjutnya saya mengikuti milisnya. Menurut saya acaranya sangat menarik. Untuk membahas topik tertentu, The Deen Show menampilkan narasumber yang kompeten.

Hari ini --bertepatan dengan hari lahir sahabat saya-- Eddie mengupas tentang Valentines Day. Buat kamu-kamu yang gag punya ilmu memadai tentang VD (tidak dibaca Pidie Baiq yaa-red.), daripada salahmikir-salahucap-salahlaku-salahekspresi, mendingan simak ulasan Eddie ini deyh. Highly recommended!
---
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban. QS. Al Israa`(17) : 36


End

--@ office, duapuluhsatu duapuluhsatu pi em.. sambil siap-siap pulang setelah menerima telepon dari babeh yang bilang, “Belum pulang? Super sekali..” :D

penulis lepas


source : inet
saya ini penulis lepas. kalo diminta nulis dengan brief tertentu dapat dipastikan akan bingung memilahmilih bagaimana memulai sebuah ide menjadi sebuah tulisan. namun akan bingung berhenti jika tidak ada brief apapa untuk sebuah tulisan yang tidak pula diharapkan ada. nuliiis aja. kelepasan gitu. hahaha.

ketentuan memposting di empatnegara.blogspot.com ini menyebutkan bahwa kita harus memposting tulisan minimal duaratus karakter per hari kerja. dan sampai saat ini masih banyak dari postingan saya yang melebihi batas minimal itu. jauh melebihi sampaisampai dimarahi teman sesame klep negaranegara pembelajar menulis korban serangan negara api.

mungkin karena disini saya menulis di atas tekanan. ituloh, kebalikannya ‘di bawah tekanan’. saya disini menulis karena saya ingin menulis. kalaupun ada keharusan menulis satu postingan sehari dengan minimal karakter, semua itu karena keinginan saya untuk rutin menulis. beda tho. sudah paham belum dimana bedanya.  saya ceritain lagi ya.

ketika saya masih diberi tanggung jawab atas sebuah majalah internal sebuah lembaga sosial, saya menulis karena harus. yaitu karena itu karena pekerjaan saya, maka saya harus membuat satu tulisan. minimal mengolah hasil wawancara menjadi sebuah tulisan. saya menyukai tulisan ‘sukasukasaya’ sementara di majalah internal lembaga ndak bisa bisa begitu. harus ada tema besar nya. “emang ini majalah punya mbahmu!” begitu mungkin kirakira komentar yang ada jika saya memaksa untuk nulis disana dengan gaya dan pilihan tema semaumau saya.

nah, kala itu menulis karena tekanan tenggat waktu menyelesaikan materi majalah. jadi ngga santai. jadi kalo berenti nulis seneng (meski juga kebingungen kalo kebanyakan dan harus mengedit maning :p). tapi semua berubah ketika empatnegara menampakkan diri. menulis hanya sebuah aktivitas. dengan semangat untuk berlomba dengan temanteman sesame penulis empatnegara untuk terus memupuk kemampuan menuliskan berbagai topik. sebaik keahlian mengocehkan beragam hal dari jam delapan pagi sampai tujuhbelas sore.

sudah dulu ya. saya mau berhenti disini. sebelum dimarahi lagi sama temen :p #duaribuseratuskaraktertermasupspasi

G.
-selasa empatbelas februari duaribuduabelas, dihari dimana saya menyatakan saya tidak merayakan valentine namun menerima hadiah cokelat :p

Sayah tidak Bervalentine

Membaca postingan teman sayah di bbm tentang kampanye anti valentine sempat mempertanyakan sendiri apakah saya bervalentine? ada yang berpendapat ini bukan budaya islam,, kisah tentang pendeta yang dihukum mati karena menjalin kasih dengan seorang wanita merupakan pelanggaran aturan.

Teringat waktu di kampung sore sore menggunakan lampu minyak yang dibikin dari bambu (dalambahasasayanamanya obor) menuju surau untuk mengaji,,, ustad mengajarkan hafalan sifat sifat Allah,,, diantaranya Rahman dan Rahim,,

Apakah pendeta valentine itu juga menghafalkan Rahman Rahim juga ya? (samakayaksayawaktukecil)

Mengutip MT dalam motivasinya,,, kita mesti menerapkan sifat sifat Allah dalam keseharian kita,, jadi mari kita berRahman Rahim setiap hari...
[b]

Nominasi Paling Banyak di Baca


Inilah posting yang paling banyak di baca pengunjung,,,,

juaranya dalah dengan posting "para pengendali" yang di tulis oleh end..  dan urutan kedua yang paling banyak di baca adalah tulisannya G dengan judul supjektip sepenuh hati

ayo para penghuni negara,,,, menulis yang menarik yaaa,,,
[b]

Kosongkan pikiran..

Jadi ceritanya begini..

Di hari sabtu yang cerah ceria, di tengah hangatnya sinar mentari siang dan angin yang tidak begitu terasa sepoi-sepoinya, saya dan seorang sahabat bertekad untuk mendaftar ke sebuah agensi perbaikan diri yang terkenal dengan sebutan elteqi alhikmah. Ternyata tempat pendaftaran itu sedang mengalami renovasi. Untuk sampai ke tempat itu, kami harus melewati sebuah tangga yang untuk orang macam saya, tangga itu membuat gentar; tinggi, lebar sekitar tiga meter, anak tangganya terbuat dari kayu yang ketika diinjak tidak stabil, dan pas mengarahkan mata ke ke bawah, bisa dilihat apapun yang ada di tanah di bawah kaki kita.

Ketika teman saya, sambil mengomentari ‘rapuhnya’ tangga tetap terus berjalan. Saya macet di tengah anak tangga. Macet cet. Takut bergerak. Situasi semakin menegang ketika ada anak-anak kecil usia esde yang lagi duduk-duduk di anak tangga paling bawah, kemudian teralihkan perhatiannya oleh saya. Sebagian dari mereka langsung mencontohkan dengan berlari-lari naik turun yang membuat semua anak tangga semakin bergetar. Sebagian lainnya meyakinkan bahwa tangganya baik-baik aja dan menyemangati untuk bergerak naik. Dan yang paling saya inget, ketika saya masih tidak bergerak, ada seorang anak yang dengan lantang bilang, “kosongkan pikiran, mba.. kosongkan pikiran..” 

Saya jadi geli mendengarnya, saya dimotivasi oleh anak sekecil ini untuk sekedar menaiki tangga yang kalimat motivasinya bisa ditemui di seminar-seminar berbintang (saking kerennya). Tiba-tiba saya tertawa dan langsung menaiki tangga, berusaha mengalahkan rasa takut yang ga keren itu. Hoopp! Sampailah di anak tangga teratas, dan semua bertepuk tangan.

Kadang-kadang kita punya banyak kalimat sakti untuk memotivasi diri, tapi kadang-kadang dalam situasi tertentu --yang mungkin sangat remeh-temeh; seperti saat menaiki tangga bergetar-- kita juga bisa lupa sama sekali. Saya berharap, semoga selalu ada yang berperan seperti anak lantang tadi kalau saya sedang lupa atau khilaf. :p




End

--bersama 'roem, pas jam duapuluh nol nol, satu hari sebelum miladnya 'roem.. :)

Jagoan Empat Negara

Jadi teringat nonton film KBH (ksatria baja hitam),



bedanya kalo di negeri empat negara menggunakan jagung sebagai alat merubah menjadi  jagoan,,, kalo KBH menggunakan kepala Sabuk nya,,

What a lucky!

with Prof. Carmine Bianchi
Saya percaya bahwa tidak ada satu hal sekecil apapun yang terjadi secara kebetulan. Termasuk peristiwa yang saya alami saat menghadiri kuliah tamu pada hari Jumat lalu --seperti yang saya posting sebelumnya; sysdyn-- di Salemba. Diawali dengan datang telat sekitar tigapuluh menit, sebagai kombinasi antara; selesai rapat udah sangat sore, kena rush hour, gerimis, dan ga tau persis posisi gedungnya. Konsekuensinya, saya kudu masuk ruangan di mana kuliah sudah berjalan dan sekitar duaratus mahasiswa yang hadir sudah hampir memenuhi isi ruangan, hanya satu-dua saja kursi yang masih kosong. Semakin merasa ga enak ketika untuk masuk ruangan itu, pintunya ada di depan. Maaf yaa, Prof --dalam hati-- sambil menyisir kursi kosong. Toh si Prof juga lagi asik presentasi. Kursi kosong ada di barisan depan, posisi strategis. Huff, akhirnya..

Ngek..ngek..ngek.. maenan kursi majumundur. Kursinya gag nyaman pisan. Terpaksa harus nyari kursi kosong. Clingak-clinguk ke belakang, dan.. Yupps, ada. Pas nyamperin kursi terpilih, eh ternyata udah ditekin sama orang. Huhu.. Sambil berdiri, nyari lagi dan akhirnya dapet di ujung, di barisan bapak-bapak. Oops, sebenernya yang mukanya bapak-bapak cuma yang di sebelahku aja sii. #Peace :)

Kemudian.. mulailah saya fokus mendengarkan Prof. Bianchi sambil membaca kertas yang tadi dikasih di meja registrasi. Walaupun bahasaibu Prof. Bianchi bukan bahasa inggris, tapi saya cukup clear mendengarnya. Presentasinya cukup menarik, tapi buat saya banyak ulangan materi yang sudah saya dapat saat kuliah. Penjelasan tentang model yang dibangun justru tidak tersampaikan karena waktunya tidak mencukupi, apalagi simulasi modelnya. Mungkin karena ga terlalu banyak sesuatu yang baru yang saya dapat, saya mulai ga fokus. Ternyata bapak di sebelah saya juga tidak beda dengan saya. Kami jadi bertegur sapa, dan mulai berkomunikasi dengan mencoratcoret kertas.. Hehe.. Saat sesi pertanyaan, saya baru tahu kalau beliau adalah teman baik sang moderator yang mengundang Prof. Bianchi.

Finally, di akhir acara saya dikenalkan dengan sang moderator. Ternyata, beliau dan sang moderator juga mengenal baik Pembimbing saya di Bandung. Saya jadi merasa begitu dekat. Selain itu, saya jadi berkesempatan ngobrol banyak dan berhaha-hihi dengan Prof. Bianchi. Senang banget karena tidak banyak yang berkesempatan seperti itu.

Telat yang membawa berkah.. Alhamdulillaah.

Semoga perkenalan kami membawa kebaikan bagi semua. Termasuk mem-bara-kan kembali keinginan saya untuk menulis paper dan menjadi pendidik. :P

Sebagai penutup, saya sebenernya mau mengutip tulisan Harun Yahya, yang isinya kurang lebih seperti kalimat pertama, tapi belum ketemu. Langsung di-publish aja deyh. :D



End

--Bonsir, cerita basi yang seharusnya langsung ditulis hari jumat, yang diusahakan untuk disegarkan kembali hari ini, senin, tigabelas februari duaribuduabelas, after office hour.

one fine day


one day @ one place (sumber: pribadi)
di pekan pertama masuk kantor setelah masa cuti “maternity leave” habis, saya makan siang bersama temanteman. saya masih ingat pertanyaan pertama setelah kita duduk satu meja dan memesan makanan, disebuah resto kecil ternama dibilangan jakarta pusat.

“selama tiga bulan terakhir ini, sudah keliling kuliner kemana saja?” tanya saya.
dari jawaban teman, saya diinfokan bahwa belakangan ini mereka sangat sibuk sehingga tidak sempat berkeliling di saat makan siang, berwisata kuliner kecil-kecilan. dan itu menurut foya-foya saya (kalau hemat itu sudah biasa, menurut hemat saya, ah biasa itu, ngga istimewa) kebiasaan seperti itu tidak sehat. meski hanya untuk dibiasakan 2-3 bulan.

rehat bikin sehat
di artikel kesehatan yang pernah saya baca, rehat sejenak diantara waktu kerja, misalkan di waktu makan siang, adalah hal yang memang sangat dianjurkan. karena selain dapat menyehatkan badan karena memberi kesempatan pada badan kita untuk bergerak setelah sekian lama duduk, juga menyegarkan pikiran kita, untuk tidak melulu dipakai untuk bekerja.

dalam banyak artikel bahkan kita diyakinkan untuk memanfaatkan waktu rehat makan siang sebaik-baiknya, karena justru akan membuat ‘fresh’ pikiran kita, sehingga sekembalinya kita ke kantor, justru kita bisa kembali ke kondisi ‘fokus’ dan segar . sebaik kondisi kita di pagi hari.

diacara makan siang itulah kami bersepakat untuk melakukan wisata kuliner kelas bulu. setiap jumat, dimana kita, para perempuan terhormat ini,  punya waktu makan lebih lama, dan lebih leluasa alias sedikit jumlah ‘saingan’nya dalam rangka ‘mencari panganan lezat di waktu rehat’, yaitu disaat para lelaki di banyak kantor solat jumat.

kami lalu membuat usulan-usulan. salah satunya berasal dari saya. usul saya yaitu bagaimana jika dari senin hingga kamis kita makan siang dengan budget cukup. yaitu sepuluh ribu. jumlah itu cukup, amat cukup malah, karena di warung makan dekat kantor saya, nasi setengah porsi ditambah sayur tumis toge, diberi lauk cumi tumis cabe hijau dan sambal serta air putih hangat sebagai pencuci mulut (dalam arti sebenarnya :p) cukup ditukar dengan uang sebesar lima ribu rupiah saja. mengagumkan, bukan?

saat kuliner jadi penuh siasat
di hari jumat kita bisa mengumpulkan ‘sisa-sisa’ jatah makan siang kita di hari kerja lain, sehingga budget makan siang kita di hari jumat bisa lebih besar dari hari biasanya. kalaupun berkali lipat pun besarnya dari hari-hari lainnya, toh seminggu sekali ini lah. makan enak di tempat kuliner yang direkomendasikan banyak orang atau bahkan banyak rubrik kuliner di media massa besar, kalau cuma seminggu sekali, rasanya tidaklah berlebihan jika memerlukan dana ‘sedikit’ lebih.

‘siasat’ makan hemat di week days kecuali jumat itu bukan sembarang dicanangkan. namun telah melalui uji empiris yang nyata dan menyakitkan jiwa  bahkan raga. bahwasanya, makan siang yang tidak dimenejemeni dengan baik akan menghasilkan kesengsaraan di akhir bulan. saat bukan "makan apa" yang jadi pertanyaan, akan tetapi "apa (saya) makan (siang ini)" hehehe. bahkan secara kasat mata pun dapat kita buktikan dengan mudah. misalnya saja, warung makan-warung makan murah meriah menjadi makin penuh sesak di akhir bulan. menjelang tanggal gajian tiba. dan kembali kosong melompong di hari gajian hingga kira-kira satu pekan kedepannya. sungguh pemandangan yang mengiris hati. karena mengingatkan pada diri sediri. #huhuuuyy.

begitulah, kawan. semenjak hari itu, saya pun mulai makan murah meriah sehat jiwa raga juga kantong. dan memulai wisata kuliner kami di jumat lalu, sepuluh februari duaribuduabelas. dan saya pun menamainya ‘one fine day’ program, karena selain jumat memang ‘fine day’ yang berlimpah berkah, di hari itu pun saya ‘merasakan’ lebih fine, karena makanan yang masuk ke perut saya lebih lezat dan yang lebih penting lagi buat saya pribadi, lebih…banyak! :D

G.
-masih di senin yang sama, senin tigabelas februari, didetik-detik berlari ke halte busway, berjibaku dengan penggemar transjakarta  monas-ragunan lainnya

one day trip


Sumber : Pribadi
setelah mencanangkan “one fine day” ( nanti saya jelaskan lebih lanjut di another posting ya, sabar ya ) bersama temanteman penggemar kuliner alias “doyan ngegares”.  saya ikutan “one day trip” yang disepakati bersama temanteman lain yang doyan jalanjalan.

“one day trip” ini khusus di 2012. tahun depan, insyaallah, alias “jika tuhan mengijinkan”, kami pun hendak mencoba “two days one night trip”. tunggu, tunggu…apa itu “one day trip”?

bakat ngelayap
sejak kecil saya seneng ngelayap. itu loh, pergi jalanjalan dari pagi sampe sore. meski ngga benerbener dari pagi sampe sore, tapi ya saya sebagaimana anakanak lainnya yo seneng main. kawasan ngelayap saya kala duduk di bangku sekolah dasar paling jauh cuma satu kilo lah dari rumah. itu dalam rangka menyambangi lapangan tempat main kasti atau tak-gebok.

naik ke jenjang sekolah menengah, jalan-jalan saya jadi agak jauh, yaitu taman bunga cibubur. sebuah taman yang diisi banyak bunga. #halaah. diajak teman yang domisilinya di cibubur, kami memupuk bakat narsis dengan fotofoto disana. di bangku sekolah menengah atas ( kalo sekarang menengah umum, jaman saya masih ‘atas’ istilahnya. jadi tau kan, betapa ‘senior’nya saya, haha ) saya mulai merambah yogyakarta dan di bangku kuliah nambah jadi tulungagung dan malang.

nah karena demen jalanjalan nya saya rasa belum pernah maksimal dalam arti tidak difasilitasi dengan baik, maka di 2012 ini dengan senang hati saya menyambut rencana seharian jalanjalan yang agar terdengar modern dan berbudaya masa kini, kami menyebutnya “one day trip”.

kami berencana, akan berangkat sepagi mungkin dan pulang di sorehari, bersama burungburung pulang ke sarang. papasan sama kelelawar yang jam segitu baru memulai harinya. tujuannya pun ndak jauhjauh. sesuai namanya, kami  akan memilih tempattempat yang dapat kami kunjungi  dalam waktu kirakira duabelas jam-an. termasuk perjalanan pergi dan pulang serta beberapa jam beraktivitas di tempat tujuan.

bakat “unorganized”
selain bakat ngelayap saya juga bakat menghancurkan, minimal melupakan, ideide-gagasangagasan yang saya buat dan sepakati sendiri. oleh karenanyalah, saya amat bersyukur ketika kami , anggota klup (perjalanan tidak) rahasia “one day trip”, bersepakat untuk mencicil ongkos perjalanan kami nantinya, dengan menyisihkan uang makan harian sebesar sepuluh ribu per hari. niat kami, pada hari h kami tinggal menambah sebagian dari biaya yang dibutuhkan. sukursukur bisa langsung jalanjalan tanpa harus menambah hehe.

di tahun ini kami berencana bepergian enam kali, atau bahasan lainnya dua bulan sekali. tapi karena baru februari klep “one day trip” ini disepakati eksis, maka baru maret atau paling lama april kami akan memulai pengalaman berjalanjalanselaluriangkemari. layaknya ularnagapanjangnya. eh ini sudah keluar jalur cerita, mari kembali lagi. kembali ke topik rencana “one day trip”, selain merencanakan tujuan dan merencanakan keuangan, untuk jalanjalan bersama temanteman itu juga membuat saya berniat untuk lebih sehat. karena rencana dan semua bekal uang transport, lengkap dengan segala harapan saya tentang mengasyikkannya sebuah momen ‘jalanjalan’, akan seketika tak berarti jika pada hari yang ditentukan, saya jatuh sakit. ya, kan? ya, kan? yak. begitulah. sudah ya, sampai sini dulu ya. nanti setelah saya berhasil lampaui my first “one day trip”, nanti saya ‘apdet’ lagi tentang perjalanan kami ya.

G.

-senin tigabelas februari duaribuduabelas, setelah keluar makan, saat kenyang nasi ples tumis jamur ples tumis labu siam ples cumi asin tumis cabe ijo ples segelas esdoger